Home » , , » BERBURU KULINER WADAI APAM 'DANGKAK' DI KOTA AMUNTAI KALSEL

BERBURU KULINER WADAI APAM 'DANGKAK' DI KOTA AMUNTAI KALSEL

Indoboneonatural----Siapa sich orangnya yang tidak kenal dengan itik alabio, binatang ikon, khas dari kabupaten hulu sungai utara ini sudah masyur sampai nasional sebagai salah satu jenis itik paling bandel dan mudah dipelihara.

Itik alabio disebut demikian karena di kecamatan alabio lah tempat perdagangan itik ini diselenggarakan secara besar-besaran. Kecamatan yang terletak hanya 10 Km dari Amuntai, ibu kota kabupaten ini. Itik alabio rupanya telah dijadikan ikon dari kabupaten Hulu sungai Utara, sebuah patung besar itik Alabio ini pun telah di bangun di kota amuntai. , siapa yang tidak pernah mendengar kota amuntai?..tentu saja di Indonesia ini masih banyak yang tidak tahu tentang kota amuntai. Tapi tentang Amuntai kali ini kita tidak membahas itik Alabio, tetapi admin mengajak mencicipi salah satu kulinernya, salah satu kue khas Kalimantan Selatan, yaitu Apam dangkak, sekalian kita lihat sedikit proses pengolahannya, melalui foto-foto di bawah ini.

Mengunjungi kota Amuntai memang tidak lengkap rasanya kalau tidak menyambangi jajanan tradisonal yang sangat lezat untuk disantap selagi hangat. Seperti yang satu ini, masyarakat Amuntai biasa menyebut lumba/apam dangkak. Disebut apam dangkak karena dulu penganan ini dinikmati sambil jongkok karena tak ada kursi. Apam ini berasa tawar karena itu memakannya menggunakan gula merah yang sudah dicairkan, biasa juga dicelup ke madu dan setrup(sirup). Tidak hanya apam, ada lagi yang disebut cincin talipuk. Penganan manis ini terbuat dari tepung buah teratai. Dengan tambahan gula merah dibentuk kecil-kecil, sangat sedap dinikmati dengan segelas teh hangat....(ayo...ke Amuntai....).

Foto-foto +pembuatan kue/ wadai lumba/apam dangkak secara tradisional :


Pembuatan wadai lumba/apam dangkak dilakukan secara tradional, dengan dapur/ tungku kayu bakar dan penggorengan wajan besar yang telah dipotong-potong menjadi beberapa bagian (Panci Belah).


Kue wadai lumba/apam dangkak, yang dimasak di atas penggorengan panci belah di beri tutup khusus, tutup yang terbuat dari tanah liat yang sudah dipanaskan, agar kue apam cepat matang merata bagian atas dan bawahnya secara bersamaan. 


Proses memasak dilakukan berulang-ulang, dengan mengangkat kue apam yang sudah matang dan menuangkan lagi odonan kue, beberapa kali sesuai dengan banyaknya bahan dan odonan kue yang telah di persiapkan.

Kue wadai lumba/apam dangkak yang telah diangkat dari wajan didinginkan di dalam nyiru yang diberi alas daun pisang, setelah dingin, siap disajikan dengan memberi kuah dari santan, gula merah atau gula aren.



Pasar Kue/Wadai di Amuntai
Kue wadai lumba/apam dangkak, bisa dimakan sendiri atau dijual di pasar-pasar tradisional, dan warung di daerah Amuntai dan sekitarnya.


Source: Facebook Hatmiati Masud

0 komentar:

Cari Artikel