Home » , , , , » INILAH 16 TRADISI UNIK MENYAMBUT BULAN PUASA RAMADHAN DI INDONESIA

INILAH 16 TRADISI UNIK MENYAMBUT BULAN PUASA RAMADHAN DI INDONESIA

Indoborneonatural---Nusantara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki populasi muslim paling banyak di dunia, hal ini mengungkapkan bahwa mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama Islam. Nuansa Islam akan semakin nampak pada saat menjelang bulan Ramadhan, dimana masyarakat kita bersiap menghadapi ibadah puasa Ramadhan dengan berbagai tradisi menurut daerahnya masing-masing. Tradisi-tradisi ini bisa ditemui di hampir semua penjuru tanah air. Sebagian besar Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun ini, turun temurun dilakukan dan masih terpelihara sampai sekarang. Berikut inilah 16 tradisi unik dan menarik menyambut bulan suci Ramadan di Indonesia.


16. Megibung

Sumber Gambar: jakartavenue.com
Walaupun mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, tradisi menjelang puasa yang dilakukan oleh muslim Bali juga enggak kalah dengan upacara keagamaan Hindu. Tradisi Megibung biasanya dilakukan muslim Bali menjelang bulan puasa Ramadhan. Acara makan yang diselingin dengan obrolan ringan ini telah menjadi sebuah budaya yang berasal dari Karangasem, Bali. Megibung ini juga bisa diartikan sebagai makan bersama jadi dalam satu jamuan makan satu porsi nasi dan lauk pauk akan dimakan oleh sekitar 4-7 orang.


15. Malamang

Sumber gambar: cesarzc.files.wordpress.com
Memasak makanan menjadi bagian penting di berbagai tradisi Minangkabau, Sumatra Barat. Begitu juga untuk merayakan hari-hari penting keagamaan salah satunya ketika menyambut bulan Ramadan. Setiap menjelang bulan puasa masyarakat Minangkabau khususnya para ibu-ibu akan beramai-ramai membuat lamang atau lemang yang terbuat dari ketan, kadang kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama berkumpul di suatu tempat misalnya halaman luas untuk membakar lemang beramai-ramai.  


14. Dugderan 


Sumber Gambar: www.wowkeren.com
Tradisi Dugderan masyarakat Semarang ini sudah dilakukan sejak tahun 1881 yang sampai sekarang masih dilakukan. Bedanya Dugderan zaman sekarang sudah menjadi pesta rakyat yang rangkaian acaranya ada tari-tarian, karnaval, dan tabuh bedug. Di setiap Dugderan pasti Warak Ngendong yang jadi simbol acara ini diarak dan ikut dalam karnaval. Biasanya karnaval akan dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Masji Kauman.


13. Padusan


Simber Gambar: static.pulsk.com

Salah satu cara yang dipercaya untuk bisa menyucikan diri adalah dengan cara mandi atau berendam di laut atau sumber-sumber air yang dianggap kramat. Masyarakat Boyolali juga masih mempercayai tradisi seperti ini. Setiap menjelang bulan Ramadan masyarakat Boyolali akan beramai-ramai mendatangi air terjun atau sumber air lainnya yang dianggap kramat. Mereka akan beramai-ramai mandi dan berendam di sumber air ini karena kepercayaan mereka air bisa menyucikan diri sebelum masuk ke bulan puasa.


12. Pacu jalur


Sumber Gambar: www.riau-global.com

Berbeda dengan tradisi di daerah lain Riau menyambut Ramadhan dengan tradisi yang mirip dengan pesta rakyat. Menjelang bulan puasa masyarakat Riau akan bersiap-siap untuk menggelar acara Jalur Pacu. Tradisi ini disambut dengan suka cita karena masyarakat akan beramai-ramai memenugi sungai untuk melihat perlombaan dayung yang disebut dengan Jalur Pacu. Perlombaan ini akan diakhiri dengan tardisi Balimau Kasai yang punya arti bersuci menjelang matahari terbenam sampai malam.


11. Nyorog


Sumber Gambar: www.inovasee.com
Jika masyarakat Sunda memiliki kebiasaan makan bersama jelang bulan puasa, orang Betawi punya tradisi yang agak berbeda. Tradisi Nyorog ini selalu dilakukan setiap memasuki bulan Ramadhan. Nyorog adalah kegiatan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga dalam rangka menyambut bulan  suci Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan orang yang lebih muda ke orang yang usiannya lebih tua. Tujuannya adalah untuk meminta restu kelancaran ibadah puasa selama satu bulan.


10. Meugang


Sumber Gambar: www.pegipegi.com
Masyarakat Aceh juga mempunya tradisi yang sama uniknya untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama orang terkasih dan yatim piatu di Aceh ini bernama Meugang. Acara Meugang ini hampir mirip dengan Idul Adha dimana masyrakat beramai-ramai menyembelih kurban berupa kambing atau sapi. Meugang sampai sekarang masih terpelihara baik, biasanya di desa-desa sudah sibuk menyiapkan Meugang sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sedangkan di kota Meugang dilaksanakan selama dua hari. Tradisi Meugang ini menjadi sebuah keharusan karena masyarakt Aceh percaya kebaikan dan keberkahan yang terjadi 11 bulan lalu wajib disyukuri dengan cara Meugang.



9. Dandangan


Gambar :www.pewartanusantara.com
Walaupun masih di tanah Jawa tradisi menjelang bulan puasa di tiap daerah pasti berbeda-beda. Di Kudus, Jawa Tengah tradisi Dandangan selalu mengisi acara menjelang bulan puasa. Tradisi Dandangan ini sudah ada sejak 400an tahun lalu yang dimulai dari zaman Sunan Kudus. Acara pesta rakyat ini selalu dihadiri oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya. Sekarang Dandangan ini digelar dengan pasar malam yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dan hiburan untuk rakyat di daerah ini.



8. Balimau


Gambar: www.harianjayapos.com 
Selain membuat lamang atau lemang, masyarakat Minangkabau juga menyambut bulan Ramadhan dengan Balimau. Tradisi mandi menggunakan jeruk nipis ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai atau tempat mandi. Balimau adalah tradisi secara turun menurun yang dipercaya sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Tradisi mandi dengan jeruk nipis ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.



7. Perlon Unggahan


Gambar: blog.jelaja.com
Seperti kebanyakan muslim di Indonesia tradisi ziarah kubur pasti mewarnai perayaan jelang bulan suci Ramadan. Pelon Unggahan atau ziarah kubur yang dilakukan di Desa Pekuncen, Banyumas yang ada di Jawa Tengah ini dilakukan seminggu sebelum memasuki bulan Ramadan. Bedanya dengan ziarah umum pada umumnya adalah Pelon Unggahan diawali dengan ziarah kubur ke makam Bonokeling. Orang yang berziarah ke makam Bonokeling diharuskan melepas alas kaki sambil menjinjing nasi ambeng makanan khas Banyumas. Setelah melakukan ziarah warga Banyumas akan melakukan acara makan bersama-sama untuk menjaga tali silaturahmi.



6. Ziarah Kubro


Gambar: Tribun Sumsel - Tribunnews.com
Masyarakat Palembang biasanya melakukan ziarah ke makam-makan para leluhur dan juga ulama. Ziarah ke makam-makam para ulama ini disebut dengan Ziarah Kubro. Biasanya tradisi ini dilakukan di pemakaman Kawah Tengkurep 3 Illir, di sini para ulama-ulama besar Palembang dimakamkan.



5. Suro Baca


Gambar: http://3.bp.blogspot.com
Suro’baca tradisi jelang Ramadhan yang masih terpelihara di Makassar ini selalu dilakukan turun temurun di kalangan suku Bugis. Acara ini biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban atau H-7 sampai dengan satu hari menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan diawal sebulan atau sepekan bahkan kadang satu hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Sebelumnya, masyarakat/keluarga yang berhajat menyelenggarakan acara ini, mempersiapkan aneka hidangan/masakan daerah hingga modern. Adapula aneka kue-kue tradisional yang disiapkan untuk hidangan penutup atau cuci mulut. Acara dihadiri oleh seluruh anggota keluarga, masyarakat sekitar dan lazimnya jamaah masjid setempat. Acara dimulai dengan doa bersama, yang dipimpin oleh Ustazd setempat/orang yang dituakan. Doa yang memohon kemudahan rezeki yang berkah. Doa untuk selalu diberikan kesehatan dalam menjalankan ibadah puasa, doa keselamatan dunia dan akhirat untuk semua orang, dan doa untuk para leluhur yang telah meninggal dunia.



4. Megengan

Dalam tradisi Megengan, Puluhan masyarakat berebut gunungan kue apem saat festival apem di depan GOR Jombang, Festival apem serta arak-arakan gunungan apem yang diadakan setahun sekali tersebut dalam rangka menyambut bulan puasa (megengan) serta pembukaan Grebek Ramadhan. 


Gambar: cloud.shopback.com
Surabaya juga punya tradisi unik yang wajib dilakukan setiap menjelang bulan puasa. Tradisi Megengan ini masih dilakukan sampai sekarang. Megengan adalah kegiatan memakan kue apem sebagai bentuk menyucikan diri. Apem ini mirip dengan pelafalan kata ‘afwan’ dari Arab yang mempunyai arti maaf. Selain memakan kue apem warga juga melakukan tahlilan untuk mendoakan mendiang saudara yang terlebih dahulu pergi.



3. Nyadran

Sumber Gambar: www.gedangsari.com
Ziarah ke kuburan leluhur menjadi sebuah kegiatan wajib yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Begitu juga ziarah kubur jelang bulan puasa yang disebut dengan Nydaran. Tradisi Nyadran ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Nyadran adalah tradisi pemberisihan makam yang umumnya dilakukan di pedesaan. Selain membersihkan makan leluhur dan tabur bunga masyarakat Jawa Tengah juga melakukan selamatan atau kenduri di makam leluhur.



2. Munggahan


Sumber Gambar: cdn.nusantaranews.co
Tradisi munggahan biasanya dilakukan oleh keluarga dari tanah Sunda, tradisi menyambut bulan Ramadan ini selalu dilakukan setiap tahunnya. Masyarakat Sunda di Jawa Barat memanfaatkan momen seminggu atau dua minggu sebelum bulan puasa untuk berkumpul bersama orang-orang terkasih. Bukan hanya bersama keluarga munggahan ini juga bisa dilakukan dengan teman-teman dan rekan kerja. Di dalam munggahan biasanya ada satu momen untuk saling meminta maaf untuk mempersiapkan diri menuju bulan puasa yang suci.


1. Begarakan Saur

Tradisi Ramadhan, Begarakan saur, tradisi Puasa Indonesia, Adat budaya Indonesia
Sumber Gambar : hasanzainuddin.files.wordpress.com
Begarakan saur sudah menjadi tradisi sejak dulu di daerah Kalimantan Selatan khususnya Banjarmasin, kegiatan turun beramai-ramai saat subuh menjelang saur puasa Ramadhan dengan membawa berbagai alat tetabuhan atau alat musik lainnya untuk membangunkan orang saur, dilakukan masyarakat kalsel, hingga menjadi sebuah tradisi turun-temurun yang dilakukan hingga sekarang.

Demikialah tentang 16 tradisi unik dan menarik menyambut bulan suci Ramadan di Indonesia. Sangat menarik bukan, semoga ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita tentang indahnya Islam di Nusantara ini. Wassalam..

0 komentar:

Cari Artikel